Minggu, 09 November 2014

Si Kotak-Kotak




Siapa yang tidak mengenal gambar di atas? Benda tersebut bermotif kotak-kotak dan berwarna cerah. Yap, itu adalah sarung. Sarung yang identik dengan orang Indonesia yang hendak melaksanakan sholat ini ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Sebagai anak bangsa, adalah suatu hal yang sangat baik apabila kita mengetahui hal-hal yang sederhana namun bermakna ini. Sebelum kita melihat sejarahnya, mari kita mengenal terlebih dahulu apa itu sarung.

Menurut catatan sejarah, sarung berasal dari Yaman. Di negeri itu sarung biasa disebut futah. Sarung juga dikenal dengan nama izaar, wazaar atau ma’awis. Masyarakat di negara Oman menyebut sarung dengan nama wizaar. Orang Arab Saudi mengenalnya dengan nama izaar. Penggunaan sarung telah meluas, tak hanya di Semenanjung Arab, namun juga mencapai Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika, hingga Amerika dan Eropa.

Sarung pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke 14, dibawa oleh para saudagar Arab dan Gujarat. Dalam perkembangan berikutnya, sarung di Indonesia identik dengan kebudayaan Islam. Percampuran budaya sepanjang pesisir Indonesia membuat corak sarung lebih bervariasi. Desain Islam, Jawa, China dan Indo-Eropa melebur. Sehingga, sarung pesisir mempunyai warna, motif, dan pola yang lebih bebas.

Pada zaman penjajahan Belanda, sarung identik dengan perjuangan melawan budaya barat yang dibawa para penjajah. Para santri di zaman kolonial Belanda menggunakan sarung sebagai simbol perlawanan terhadap budaya Barat yang dibawa kaum penjajah. Kaum santri merupakan masyarakat yang paling konsisten menggunakan sarung.

Sikap konsisten penggunaan sarung juga dijalankan oleh salah seorang pejuang Muslim Nusantara yakni KH Abdul Wahab Chasbullah, seorang tokoh sentral di Nahdhatul Ulama (NU). Suatu ketika, Abdul Wahab pernah diundang Presiden Soekarno. Protokol kepresidenan memintanya untuk berpakaian lengkap dengan jas dan dasi. Namun, saat menghadiri upacara kenegaraan, ia datang menggunakan jas tetapi bawahannya sarung. Padahal biasanya orang mengenakan jas dilengkapi dengan celana panjang.

Sebagai seorang pejuang yang sudah berkali-kali terjun langsung bertempur melawan penjajah Belanda dan Jepang, Abdul Wahab tetap konsisten menggunakan sarung sebagai simbol perlawanannya terhadap budaya Barat. Ia ingin menunjukkan harkat dan martabat bangsanya  di hadapan para penjajah.

Sarung pada umumnya bermotif geometris atau garis-garis yang saling melintang, baik vertikal maupun horizontal. Sementara, sarung untuk pakaian daerah memiliki motif yang lebih beraneka ragam, misal batik. Motif sarung batik misalnya, memiliki motif bunga atau dedaunan, dengan berbagai warna-warna alami. Sementara, Sarung Tapis bermotif alam, flora dan fauna ditenun dengan menggunakan benang emas dan benang perak. 

Sebenarnya di dunia Arab, sarung bukanlah pakaian yang diidentikkan untuk melakukan ibadah seperti sholat. Bahkan di Mesir sarung dianggap tidak pantas  dipakai ke masjid maupun untuk keperluan menghadiri acara-acara formal dan penting lainnya. Di Mesir, sarung berfungsi sebagai   baju tidur yang hanya dipakai saat di kamar tidur.

Di Indonesia, sarung menjadi salah satu pakaian kehormatan dan menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi. Tak heran jika  sebagian masyarakat Indonesia  sering mengenakan sarung untuk sholat di masjid. Laki-laki mengenakan atasan baju koko dan bawahan sarung untuk sholat, begitu pula wanita mengenakan atasan mukena dan bawahan sarung untuk sholat. Selain itu sarung juga sering dipakai di upacara pernikahan, khususnya untuk orang betawi.

Di MAN Insan Cendekia Serpong, selain digunakan untuk sholat, sarung juga digunakan oleh para ikhwan untuk melakukan aktivitas yang lainnya. Misalnya ketika hendak berkumpul dengan teman-temannya, latihan musik di studio, sampai bermain sepak bola dan basket juga memakai sarung. Sarung tersebut menunjukkan kesederhanaan orang yang memakainya. Selain itu sarung juga sering dipakai oleh bapak-bapak untuk sekadar bersantai di rumah. Terutama orang-orang betawi, mereka sering menggunakan sarung ke mana pun mereka pergi.

Sarung yang bermotif kotak-kotak juga memiliki nilai filosofis yang tinggi. Nilai filosofis motif sarung kotak-kotak mengartikan, setiap melangkah baik ke kanan, kiri, atas atau pun bawah, akan ada konsekuensinya. Lihat gradasi bermotif papan catur seperti sarung bali. Saat kita berada di titik putih, melangkah ke manapun, perbedaan menghadang. Sedangkan cara amannya adalah melangkah secara gontai ke arah diagonal. Dampaknya, bukannya maju ke depan malahan menjauhi target. Jadi orang yang berani menghadang cobaan adalah orang yang akan cepat menuai harapannya.

Minggu, 02 November 2014

Pulau Wetar

Indonesia memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah. Ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke menyimpan banyak sumber daya alam, dimulai dari keanekaragaman hayatinya, sampai hasil tambangnya yang begitu melimpah. Lautan yang membentang luas juga menyimpan jutaan manfaat bagi manusia, dimulai dari keanekaragaman biota lautnya, keindahan terumbu karang, sampai kekayaan minyak bumi yang kita miliki.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang sebuah pulau yang jarang dikunjungi dan dipublikasikan, namun memiliki begitu banyak harta yang ada di dalamnya, yaitu Pulau Wetar. Pulau Wetar yang terletak di Laut Banda merupakan pulau yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Meskipun letaknya cukup terluar, namun bukan berarti kecantikannya pun tidak terdeteksi. Pulau Wetar merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Perjalanan ke pulau ini dapat diakses dari tiga arah, yaitu Barat dari kota Kupang, Utara dari Kota Ambon, dan Timur melalui Saumlaki dan pulau-pulau kecil diantara Pulau Tanimbar dan Pulau Wetar.

Jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah 6.896 jiwa dan tersebar di 23 desa yang ada di pulau ini. Kondisi sosial dan ekonomi warga masih miskin dan terbelakang karena daerah ini merupakan daerah terisolir. Di Pulai ini warganya bermata pencaharian sebagai nelayan dan juga sebagian ada yang menjadi petani. Untuk pemeluk agamanya ada Islam dan Nasrani. Sarana pendidikan yang ada di pulau ini masih tergolong minim, dengan jumlah 21 Sekolah Dasar 3 Sekolah Menengah Pertama, dan cuma memiliki 1 Sekolah Menengah Atas. Di pulau ini hanya terdapat 1 unit Puskesmas untuk melayani permasalahan kesehatan..

Pulau Wetar merupakan pulau yang dapat dijadikan pegangan bagi investor di bidang perikanan dan pariwisata maritim antara lain usaha perikanan tangkap, usaha budidaya laut, konservasi sumberdaya hayati pesisir dan laut, pariwisata bahari serta pengembangan bioteknologi kelautan. Untuk Vegetasi yang ada di pulai wetar adalah tumbuhan mangrove yang dapat ditemui di pesisir Pulau Wetar sebanyak 15 spesies yang tergolong dalam 15 genera dan 12 famili. Potensi wisata yang ada dipulai ini meliputi 18 objek wisata, dan beberapa objek wisata yang terkenala adalah Pantai Eden, Sungai Telate Ay, Wisata Pantai, Pulau Redong, Sungai Saray, Danau Tihu, dan Sungai Sakhir. Panorama alam Pulau Wentar juga memiliki potensi ekowisata yang dapat di andalkan, terutama di 9 (sembilan) desa. Pulau Wetar juga menyimpan potensi kima sebagai sumberdaya pesisir dan laut yang dilindungi, sehingga konservasi terhadap spesies kima yang terdapat di pulau ini pun menjadi penting.

Pulau ini juga menyimpan berbagai misteri. hal ini dirasakan oleh tim Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial (SBKS) ketika tiba di Pulau Wetar, Maluku Barat Daya, Rabu, 12 Juni 2013. Tidak ada penyambutan yang dilakukan masyarakat Wetar seperti yang dilakukan masyarakat di pulau lainnya ketika tim SBKS berkunjung. Ketika tim SBKS berjalan dari Pelabuhan Wetar ke lokasi kegiatan di gedung SD Desa Ilwaki, yang berjarak sekitar sekitar 6 Km. Tidak ada bendera merah putih yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia berkibar. Di gedung pemerintahan seperti kantor Puskesmas juga tidak terlihat ada bendera Indonesia yang bertengger membuktikan kecintaan terhadap bumi pertiwi.


Ketika menemui masyarakat yang tinggal di pulau tersebut pun, maka yang didapat justru cerita mistis dan misteri. Jika ada yang melanggar atau tidak percaya akan keberadaan buaya yang panjangnya mencapai 5 meter maka akan meninggal secara misterius. Bahkan, diceritakan pernah ada satu kompi tentara TNI yang terbunuh secara misterius ketika hendak membunuh buaya. Diceritakan pula buaya yang menghuni sungai-sungai di Pulau Wetar memiliki kelainan di bagian kakinya.

Selain itu diceritakan juga tentang adanya suku terasing yang bertubuh kerdil. Tentang mitos ini memang belum bisa dibuktikan, karena selama tim SBKS berada di Pulau Wetar ini tidak menemukan hal-hal yang bersifat misteri dan menyeramkan.


Memang ada pohon kelapa yang bertuliskan 'sisa' yang artinya telah didoakan oleh pendeta agar tidak digunakan atau dimanfaatkan untuk dimakan. Ada pantangan yang telah disepakati jika memakan buah kelapa yang bertuliskan sisa akan menerima malapetaka. 

Ketika mereka ditanya, ternyata mereka lebih bangga terhadap Timor Leste dibandingkan dengan Indonesia. Ini harus dijadikan pelajaran oleh bangsa kita, terutama oleh pemerintah pusat agar lebih memperhatikan setiap pulau yang ada di Indonesia, khususnya yang jauh dari daerah perkotaan. 

Terlepas dari banyaknya mitos yang ada di pulau tersebut, keindahan pulau ini tidak dapat dipungkiri adanya. Kita sebagai bangsa Indonesia hendaknya mengetahui setiap seluk beluk bangsa ini. Mungkin memang mustahil untuk mengetahui itu semua, namun sebagai insan yang baik, alangkah baiknya kita untuk terus berusaha mengenal lebih dalam mengenai bangsa ini. Salah satu caranya adalah dengan travelling. Ada banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan ketika kita sedang travelling dan pelajaran tersebut menjadi sangat berharga karena tidak bisa kita dapatkan di tempat lain. Allah pun berfirman dalam surat Az-Zukhruf ayat 12-13 yang artinya "Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasang dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan, "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya".



Sumber :

Minggu, 26 Oktober 2014

Kebijakan Daendels, Raffles, dan VOC di Indonesia


A. Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendel

Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.

I.) Bidang Birokrasi Pemerintahan

1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr. Muntinghe.
2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuurdikepalai oleh seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen membawahi beberapa bupati.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.

II.) Bidang Hukum dan Peradilan

1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan.
- Pengadilan untuk orang Eropa.
- Pengadilan untuk orang pribumi.
- Pengadilan untuk orang Timur Asing.

Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan tetapi, Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah kepada swasta.

III.) Bidang Militer dan Pertahanan

Peta jalur Anyer-Panarukan yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Rakyat melakukan pembuatan jalan ini dengan kerja paksa atau roti, ehh... Rodi!

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.
1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

IV.) Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai.
4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).

V.) Bidang Sosial

1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

B. Kebijakan-Kebijakan Raffles  :

I.) Bidang Birokrasi dan Pemerintahan

Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan adalah:

  1. Membagi Pulau Jawa menjadi 18 keresidenan (sistem keresidenan ini berlangsung sampai tahun 1964)
  2. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat
  3. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh secara turun-temurun
  4. Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan

II.) Bidang Ekonomi dan Keuangan

Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent) yang berdasarkan anggapan pemerintah kolonial. Pemungutan pajak secara perorangan.

III.) Bidang Hukum

Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Karena Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum pada masa Raffles sebagai berikut:

  1. Court of Justice
  2. , terdapat pada setiap residen
  3. Court of Request, terdapat pada setiap divisi
  4. Police of Magistrate

IV.) Bidang Sosial

Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.

V.) Bidang Ilmu Pengetahuan

Ditulisnya buku berjudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi dua jilid

  1. Ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago di Eidenburg pada tahun 1820 dan dibagi tiga jilid
  2. Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
  3. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi
  4. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
  5. Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama Prasasti Calcutta
Dari kebijakan ini, salah satu pembaruan kecil yang diperkenalkannya di wilayah kolonial Belanda adalah mengubah sistem mengemudi dari sebelah kanan ke sebelah kiri, yang berlaku hingga saat ini.

C. Kebijakan- kebijakan VOC :


I.) menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdangan.
II.) melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
III.) Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal. 
IV.) Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah belanda, seperti :
  1. - hak monopoli 
  2. - hak untuk membuat uang
  3. - hak nutuk mendirikan benteng
  4. - hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan 
  5. - hak untuk tentara. 
V.)  membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon, dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
VI.) Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
VII.) Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan



Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Stamford_Bingley_Raffles
http://indonesian-persons.blogspot.com/2013/04/masa-pemerintahan-herman-willem-daendels.html

Minggu, 19 Oktober 2014

Wonogiri

Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Secara geografis Wonogiri berlokasi di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Wonogiri, selain terkenal dengan baksonya juga terkenal dengan waduk gajah mungkurnya. Waduk Gajah Mungkur  adalah sebuah  waduk  yang terletak 3 km di selatan Kota kabupaten WonogiriProvinsi Jawa Tengah, tepatnya di Desa Sendang. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai  Bengawan Solo. Mulai dibangun pada akhir tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Waduk dengan wilayah seluas kurang lebih 8.800 ha di 7 kecamatan ini bisa mengairi sawah seluas 23.600 ha di daerah SukoharjoKlatenKaranganyar dan Sragen. Selain untuk memasok air minum, Kota Wonogiri juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt.
Kenapa namanya harus gajah mugkur? Tidak ada sumber yang valid dalam menyebutkan asal usul waduk ini, namun beberapa orang menyebutnya Waduk Gajah Mungkur karena ia akan terlihat seperti gajah apabila dilihat dari atas seperti yang tertera pada gambar di samping.
Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk mengelilingi perairan, juga sebagai tempat memancing. Selain itu dapat pula menikmati olah raga layang gantung (Gantole), taman satwa, kolam renang, mainan anak-anak, jetsky, perahu sepeda air, rumah makan terapung (karamba), tempat ibadah, toilet, tempat Parkir, dan kereta kelinci. Sungguh tempat yang indah untuk rekreasi bersama keluarga, bukan? Maka dari itu, apabila sudah masuk waktu liburan, terutama libur Hari Raya Lebaran, jalanan akan sangat dipadati oleh kendaraan. Ditambah lagi dengan sempitnya jalan (karena memang letaknya berada di sebuah gunung) membuat kemacetan semakin parah.
Namun, apabila kita tidak ingin masuk ke sana, kita masih dapat menikmati pemandangannya dengan mengunjungi salah satu dari banyaknya tempat makan yang berjajar di sepanjang jalan. Kebanyakan dari mereka menjual makanan hasil laut atau hidangan yang berasal dari ayam. Di sepanjang perjalanan di sekitar waduk juga akan banyak dijumpai wader goreng. Wader goreng adalah menu yang paling difavoritkan oleh para pengunjung. Wader adalah jenis ikan air tawar suku Cyprinidae berukutan sekitar sebesar jari kelingking. Ikan ini hidup secara bergerombol di sungai, kolam, ataupun perairan yang jernih. Penjualan ikan ini sangat menjamur di pinggir jalan, maka dari apabila ingin membeli, harus diperhatikan juga ya kebersihannya.
Selain wader goreng, makanan khas Wonogiri lainnya adalah sayur Lombok, berbahan dasar cabai hijau ditambah dengan tempe dan petai dalam balutan kuah santan. Ada juga pindang hijau, Pindang ini dibuat dari adonan tepung gaplek yang diberi kikil kambing dan jeroan, kemudian dibungkus dengan daun jati. Selanjutnya nasi tiwul, terbuat dari tepung gaplek, yaitu singkong yang dikeringkan terus ditumbuk. Rasanya manis khas singkong, warnanya kecoklatan.  Sebagai pelengkap nasi tiwul, urap, ikan asin dan sambal cabuk terasa pas.

Sumber:

Minggu, 12 Oktober 2014

Kakak-adik absen


Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan MAN Insan Cendekia Serpong. Salah satu sekolah terbaik di Indonesia ini memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah lain. Misalnya budaya kakak-adik absen. Setiap siswa di MAN ICS memiliki kakak-adik absen. Apa itu kakak-adik absen? Orang yang akan menjadi kakak atau adik absen kita adalah mereka yang memiliki nomor urut absen yang sama dengan kita saat kita masih berada di kelas X. jika ada yang masih bingung, silakan dilihat tabel berikut ini.

1
Ainun (X)
Mirza  (XI)
Dharmo (XII)
2
Farah  (X)
Uun     (XI)
Faza        (XII)

Menurut tabel di atas, kakak absen Ainun untuk kelas XI adalah Mirza dan untuk kelas XII adalah Dharmo. Dan kakak absen Farah untuk kelas XI adalah Uun dan untuk kelas XII adalah Faza. Jadi, budaya kakak-adik absen ini akan terus ada selama IC masih  terus merekrut siswa-siswa barunya. Lalu, kenapa kalau ada kakak-adik absen? Apa yang menjadikannya berbeda dengan sekolah lain? Jelas berbeda. Tidak seperti sekolah lain yang sering  terjadi perselisihan antar angkatan, Insan Cendekia berusaha untuk menyatukan ketiga angkatan tersebut dalam satu wadah. Salah satu caranya adalah dengan adanya kakak-adik absen ini.

Memangnya apa yang dilakukan kakak dan adik absen itu sehingga bisa menyatukan angkatan-angkatan tersebut? Inilah yang mereka lakukan,
  1.  Dari hal-hal yang paling sederhana, apabila kakak atau adik absennya ada yang berulang tahun, maka mereka akan saling memberikan hadiah. Tidak jarang ada adik absen yang bertanya kepada teman-teman kakak absennya tentang apa yang dia sukai, entah itu tentang warna kesukaannya, hobinya, dan lain-lain. Hal itu juga berlaku apabila terjadi sebaliknya.
  2.  Memberikan ucapan semangat untuk  sesama. Misalnya kakak absen yang sekarang berada di kelas XII akan menghadapi ujian akhir madrasah, maka adik absennya yang berada di kelas XI dan X akan memberikan ucapan semangat kepada kakaknya, entah itu dengan kartu ucapan atau diselipi dengan hadiah kecil. Hal-hal yang telah disebutkan di nomor 1 dan 2 memang tidak dilakukan oleh semua kakak-adik absen, namun mayoritas dari mereka melakukannya, khususnya perempuan. 
  3. Adanya Titan. Apa itu Titan? Titan adalah singkatan dari Tiga Angkatan. Titan merupakan suatu acara yang diadakan oleh kelas X untuk kelas XI dan XII. Biasanya berlangsung selama 3-4 jam. Apa saja kegiatannya? Biasanya ada permainan, menonton video, sharing  antara kakak dan adik absen, tuker kado, dan makan-makan.
  4. Foto Diaz dan Kak Labib bermain game
  5. Yang terakhir adalah suatu acara besar yang diadakan oleh siswa kelas X untuk kelas XII. Yang membedakannya dengan Titan adalah acara ini dipersembahkan khusus untuk kelas XII. Meskipun hanya untuk kelas XII, acara ini tidak mengurangi rasa simpati siswa-siswa kelas XI. Selain itu acara ini diadakan oleh satu angkatan, yaitu seluruh siswa-siswa kelas X, kalau Titan diadakan oleh salah satu kelas saja dari kelas X, misalnya siswa-siswa dari kelas X-1 mengadakan acara Titan, maka kakak-kakak yang datang adalah mereka yang dulunya berasal dari kelas X-1. Acara ini sifatnya lebih besar daripada Titan. Selain acara yang diadakan dalam Titan, acara ini juga diisi dengan penampilan-penampilan persembahan dari siswa-siswa kelas X, seperti band, drama, pembacaan puisi, dan lain-lain.


Hal-hal yang telah disebutkan di atas masih jadi belum mencangkup semua hal yang berkaitan dengan budaya kakak-adik absen di sini. Ada lho, kakak alumni yang baru saja lulus dari IC sengaja kembali ke Insan Cendekia karena merasa masih mempunyai hutang karena belum memberikan hadiah kepada adik-adik absennya. Subhanallah... 

Perselisihan antar angkatan tidak dapat dipungkiri memang benar adanya. Namun, setiap siswa selalu berusaha untuk menghindari hal tersebut. Karena kita semua mengetahui bahwa perselisihan antar angkatan tidak ada gunanya, justru sangat merugikan. Ditambah lagi dengan banyaknya acara yang harus diadakan dan melibatkan setidaknya dua angkatan untuk menyukseskannya. Tidak terbayang bagaimana jadinya apabila di antara dua angkatan itu terdapat perselisihan.

Hal-hal yang telah disebutkan diatas masih ada hingga sekarang. Walaupun sering terjadi hambatan seperti penambahan jumlah kelas sehingga terjadi perubahan dalam susunan nomor urut absen ataupun kesulitan dalam meminjam tempat untuk mengadakan acara, adanya kakak-adik absen ini tetap terus diusahakan keberadaannya karena mereka tidak ingin kehilangan momen-momen indah yang disebabkan oleh adanya rantai persaudaraan yang tak kasat mata ini.


Rabu, 17 September 2014

Revolusi Jilbab


Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan jilbab kedadanya..” (QS. An-Nuur:31). 

Ayat tersebut menjelaskan tentang perintah untuk menutup aurat bagi wanita muslimah. Tentang ayat tersebut, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits yang menggambarkan saat-saat setelah turunnya ayat perintah menutup aurat yang pertama, yaitu Surat An-Nuur ayat 31: “Bahwasannya ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata :  “Ketika turun ayat ‘..dan hendaklah mereka  menutupkan “khumur” –jilbab- nya ke dada mereka..’ maka  para wanita segera mengambil  kain sarung, kemudian merobek sisinya dan memakainya sebagai jilbab.” (HR. Bukhori)

Semangat wanita pada zaman Nabi Muhammad untuk menggunakan jilbab sangatlah besar. Mereka langsung tunduk dan patuh terhadap perintah yang Allah berikan kepada mereka. Tidak seperti wanita zaman sekarang yang memiliki ribuan alasan untuk tidak mengenakan jilbab. Padahal Allah telah jelas-jelas memberikan perintahnya melalui ayat-ayat tersebut.

Wanita yang malas berjilbab mungkin akan berkata seperti ini, ‘Jilbab itu panas, selain itu wanita juga sulit bergerak’, atau seperti ini ‘Ah, pake kerudung itu ribet’, atau seperti ini ‘Aku pake kerudungnya nanti aja, kalo udah tua’. Kawan, banyak wanita yang menggunakan jilbab tidak memerlukan kipas angin atau AC untuk selalu berada di sisinya, jilbab justru melindungimu dari sengatan matahari dan serangan kanker kulit. Jilbab itu mudah dipakai, khususnya jilbab yang syar’i, tidak perlu dililit-lilit atau membutuhkan tutorial, jilbab syar’i tidak butuh tutorial, kawan. Kalau kita ingin memakai kerudung saat sudah tua, apakah kita yakin besok kita masih bisa bernafas? Sebenarnya jawaban dari pertanyaan dan pernyataan tersebut sudah diketahui sendiri oleh sang penanya.

Berpakaian tapi telanjang? Belakangan ini, kalimat ini sering terdengar. Mengapa demikian? Karena tidak jarang wanita saat ini menggunakan kerudung tetapi menggunakan pakaian yang ketat, celana skinny jeans, atau kerudung yang  transparan dan dililit-lilit ke belakang. Banyak juga perempuan yang menggunakan kerudung tetapi menampakkan ikatan rambutnya yang menonjol bagaikan punuk unta. Atau tidak sedikit pula wanita yang berkerudung tetapi masih melakukan perbuatan maksiat

Zaman sekarang, alasan wanita berkerudung bukan lagi karena mengikuti perintah agama, melainkan untuk mengikuti trend  yang ada. Meluruskan niat untuk melakukan segala hal hanya untuk Allah memang tidak mudah, namun hal itu harus dilatih setiap hari.

Kawan, sekarang jilbab telah berevolusi. Sudah banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi SAW. Siapakah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan perintah tersebut? Kita, kawan, selaku muslimah. Kita memang belum bisa menjadi muslimah yang baik seutuhnya. Di balik kerudung ini, masih tersimpan dosa-dosa besar yang tidak bisa dipungkiri  keberadaannya. Namun, sebagai muslimah yang baik sudah sepatutunya kita berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi dari waktu ke waktu, mencari ridho-Nya, dan berkah-Nya.

Penulis sendiri tidak lain hanyalah kotoran yang aibnya ditutupi oleh Allah. Mohon maaf apabila dalam penulisan artikel ini terdapat banyak kesalahan.



Sumber :

Kamis, 11 September 2014

Permainan Tradisional Indonesia


Ada yang pernah mendengar tentang gobak sodor? Ada yang pernah mendengar tentang gatrik?
Ya, itu adalah permainan tradisional Indonesia. Ada berapa sih jumlah permainan tradisional di Indonesia? Ada lebih dari 50 permainan. Wow, ada apa saja ya? Di sini kita akan bahas beberapa permainan tradisional di Indonesia.
1.       Petak Umpet
Dalam permainan ini, dibutuhkan minimal 2 orang untuk bermain. Salah satunya bertugas untuk menutup mata dan berhitung sampai hitungan tertentu, dan yang lainnya bertugas untuk mengumpat. Setelah hitungan selesai, maka dia yang sebelumnya menutup mata harus mencari temannya yang mengumpat itu.

2.       Gobak sodor
Nama lain dari permainan ini adalah galah asin. Permainan ini dimainkan oleh 2 kelompok yang masing-masing kelompok biasanya terdiri atas 3-5 orang. Salah satu kelompok harus berdiri di atas garis-garis yang telah dibuat, baik itu secara horizontal maupun vertikal. Kelompok yang lain harus berusaha melewati garis-garis yang telah dijaga oleh kelompok yang pertama tadi. Kelompok yang berusaha melewati garis tidak boleh terkena teman dari kelompok yang menjaga garis, kalau tidak mereka akan kalah dan harus bertukar posisi.

3.       Gatrik
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.

4.       Pacublak-cublak Uang
Pacublak-cublak uang merupakan lagu permainan sunda yang dinyanyikan bersama-sama. Caranya anak-anak berkumpul dan salah seorang anak yang membungkuk yang akan menebak barang atau benda yang dipegang anak yang lainnya. Anak-anak yang lain menyimpan tangannya sambil dikepalkan, salah seorang anak memegang benda yang akan ditebak. Ketika bernyanyi, anak yang membungkuk bangun dan menebak benda tadi, jika tebakannya benar ada di salah seorang anak misalnya nama anak yang memegang benda itu Dani, maka Dani lah yang mendapat giliran harus membungkuk untuk menebak benda itu lagi.

5.       Terompah Panjang
Permainan ini dilakukan oleh tiga atau lima orang dalam sepasang terompah. Panjang terompah disesuaikan dengan jumlah pelaku yang akan mempergunakannya. Labar kayu 10 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Pengait kedua kaki pelaku dibuat dari karet ban, dengan labar 7 cm. Sedangkan panjang karet disesuaikan dengan lingkar kaki. Biasanya permainan ini membutuhkan minimal 2 kelompok untuk saling beradu. Mereka yang sampai tujuan lebih dululah yang menang.

Sebenarnya masih banyak lagi permainan tradisional Indonesia. Misalnya congklak, benteng, egrang, engklek, lompat tali, kelereng, karapan sapi, ular naga, gasing, yo-yo, pletokan, layang-layang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Anak-anak biasanya sangat senang dengan permainan-permainan seperti ini. Bercanda tawa dengan teman, perasaan senang ketika bermain, bahkan perasaan sedih karena kalah pun menjadi suatu hal sulit dilupakan.
Sayangnya permainan-permainan ini sudah mulai ditinggalkan. Sudah mulai tergusur dengan permainan-permainan baru berteknologi canggih, seperti permainan-permainan di timezone dan gadget-gadget yang sudah menjamur dimana-mana. Permainan-permainan ini sudah mulai dilupakan orang mungkin karena menurut mereka sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Padahal, permainan-permainan ini memberikan banyak pelajaran kepada kita. Seperti pentingnya menjaga kekompakan, kebersamaan, dan nilai-nilai lain yang sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Permainan-permainan ini juga dapat melatih ketelitian, kecermatan dan kesigapan kita.
Maka dari itu, kita sebagai penerus bangsa, sudah seharusnya bisa melestarikan budaya tersebut, menjaga nilai-nilai bangsa, dan menyelamatkan permainan-permainan tersebut agar tetap eksis di tengah kemodernan zaman.

Sumber :