Minggu, 02 November 2014

Pulau Wetar

Indonesia memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah. Ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke menyimpan banyak sumber daya alam, dimulai dari keanekaragaman hayatinya, sampai hasil tambangnya yang begitu melimpah. Lautan yang membentang luas juga menyimpan jutaan manfaat bagi manusia, dimulai dari keanekaragaman biota lautnya, keindahan terumbu karang, sampai kekayaan minyak bumi yang kita miliki.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang sebuah pulau yang jarang dikunjungi dan dipublikasikan, namun memiliki begitu banyak harta yang ada di dalamnya, yaitu Pulau Wetar. Pulau Wetar yang terletak di Laut Banda merupakan pulau yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Meskipun letaknya cukup terluar, namun bukan berarti kecantikannya pun tidak terdeteksi. Pulau Wetar merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Perjalanan ke pulau ini dapat diakses dari tiga arah, yaitu Barat dari kota Kupang, Utara dari Kota Ambon, dan Timur melalui Saumlaki dan pulau-pulau kecil diantara Pulau Tanimbar dan Pulau Wetar.

Jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah 6.896 jiwa dan tersebar di 23 desa yang ada di pulau ini. Kondisi sosial dan ekonomi warga masih miskin dan terbelakang karena daerah ini merupakan daerah terisolir. Di Pulai ini warganya bermata pencaharian sebagai nelayan dan juga sebagian ada yang menjadi petani. Untuk pemeluk agamanya ada Islam dan Nasrani. Sarana pendidikan yang ada di pulau ini masih tergolong minim, dengan jumlah 21 Sekolah Dasar 3 Sekolah Menengah Pertama, dan cuma memiliki 1 Sekolah Menengah Atas. Di pulau ini hanya terdapat 1 unit Puskesmas untuk melayani permasalahan kesehatan..

Pulau Wetar merupakan pulau yang dapat dijadikan pegangan bagi investor di bidang perikanan dan pariwisata maritim antara lain usaha perikanan tangkap, usaha budidaya laut, konservasi sumberdaya hayati pesisir dan laut, pariwisata bahari serta pengembangan bioteknologi kelautan. Untuk Vegetasi yang ada di pulai wetar adalah tumbuhan mangrove yang dapat ditemui di pesisir Pulau Wetar sebanyak 15 spesies yang tergolong dalam 15 genera dan 12 famili. Potensi wisata yang ada dipulai ini meliputi 18 objek wisata, dan beberapa objek wisata yang terkenala adalah Pantai Eden, Sungai Telate Ay, Wisata Pantai, Pulau Redong, Sungai Saray, Danau Tihu, dan Sungai Sakhir. Panorama alam Pulau Wentar juga memiliki potensi ekowisata yang dapat di andalkan, terutama di 9 (sembilan) desa. Pulau Wetar juga menyimpan potensi kima sebagai sumberdaya pesisir dan laut yang dilindungi, sehingga konservasi terhadap spesies kima yang terdapat di pulau ini pun menjadi penting.

Pulau ini juga menyimpan berbagai misteri. hal ini dirasakan oleh tim Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial (SBKS) ketika tiba di Pulau Wetar, Maluku Barat Daya, Rabu, 12 Juni 2013. Tidak ada penyambutan yang dilakukan masyarakat Wetar seperti yang dilakukan masyarakat di pulau lainnya ketika tim SBKS berkunjung. Ketika tim SBKS berjalan dari Pelabuhan Wetar ke lokasi kegiatan di gedung SD Desa Ilwaki, yang berjarak sekitar sekitar 6 Km. Tidak ada bendera merah putih yang menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia berkibar. Di gedung pemerintahan seperti kantor Puskesmas juga tidak terlihat ada bendera Indonesia yang bertengger membuktikan kecintaan terhadap bumi pertiwi.


Ketika menemui masyarakat yang tinggal di pulau tersebut pun, maka yang didapat justru cerita mistis dan misteri. Jika ada yang melanggar atau tidak percaya akan keberadaan buaya yang panjangnya mencapai 5 meter maka akan meninggal secara misterius. Bahkan, diceritakan pernah ada satu kompi tentara TNI yang terbunuh secara misterius ketika hendak membunuh buaya. Diceritakan pula buaya yang menghuni sungai-sungai di Pulau Wetar memiliki kelainan di bagian kakinya.

Selain itu diceritakan juga tentang adanya suku terasing yang bertubuh kerdil. Tentang mitos ini memang belum bisa dibuktikan, karena selama tim SBKS berada di Pulau Wetar ini tidak menemukan hal-hal yang bersifat misteri dan menyeramkan.


Memang ada pohon kelapa yang bertuliskan 'sisa' yang artinya telah didoakan oleh pendeta agar tidak digunakan atau dimanfaatkan untuk dimakan. Ada pantangan yang telah disepakati jika memakan buah kelapa yang bertuliskan sisa akan menerima malapetaka. 

Ketika mereka ditanya, ternyata mereka lebih bangga terhadap Timor Leste dibandingkan dengan Indonesia. Ini harus dijadikan pelajaran oleh bangsa kita, terutama oleh pemerintah pusat agar lebih memperhatikan setiap pulau yang ada di Indonesia, khususnya yang jauh dari daerah perkotaan. 

Terlepas dari banyaknya mitos yang ada di pulau tersebut, keindahan pulau ini tidak dapat dipungkiri adanya. Kita sebagai bangsa Indonesia hendaknya mengetahui setiap seluk beluk bangsa ini. Mungkin memang mustahil untuk mengetahui itu semua, namun sebagai insan yang baik, alangkah baiknya kita untuk terus berusaha mengenal lebih dalam mengenai bangsa ini. Salah satu caranya adalah dengan travelling. Ada banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan ketika kita sedang travelling dan pelajaran tersebut menjadi sangat berharga karena tidak bisa kita dapatkan di tempat lain. Allah pun berfirman dalam surat Az-Zukhruf ayat 12-13 yang artinya "Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasang dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan, "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya".



Sumber :

1 komentar: