Minggu, 26 Oktober 2014

Kebijakan Daendels, Raffles, dan VOC di Indonesia


A. Kebijakan Pemerintahan Herman W. Daendel

Sebagai seorang revolusioner, Daendels sangat mendukung perubahan-perubahan liberal. Beliau juga bercita-cita untuk memperbaiki nasib rakyat dengan memajukan pertanian dan perdagangan. Akan tetapi, dalam melakukan kebijakan-kebijakannya beliau bersikap diktator sehingga dalam masa pemerintahannya yang singkat, yang diingat rakyat hanyalah kekejamannya. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan Daendels dalam tiga tahun masa jabatannya di Indonesia adalah sebagai berikut.

I.) Bidang Birokrasi Pemerintahan

1. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping gubernur jenderal dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasihat. Salah seorang penasihatnya yang cakap ialah Mr. Muntinghe.
2. Pulau Jawa dibagi menjadi 9 prefektuur dan 31 kabupaten. Setiap prefektuurdikepalai oleh seorang residen (prefek) yang langsung di bawah pemerintahan Wali Negara. Setiap residen membawahi beberapa bupati.
3. Para bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda. Mereka mendapat penghasilan dari tanah dan tenaga sesuai dengan hukum adat.

II.) Bidang Hukum dan Peradilan

1. Dalam bidang hukum, Daendels membentuk 3 jenis pengadilan.
- Pengadilan untuk orang Eropa.
- Pengadilan untuk orang pribumi.
- Pengadilan untuk orang Timur Asing.

Pengadilan untuk pribumi ada di setiap prefektuur dengan prefek sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota. Hukum ini diterapkan di wilayah kabupaten, sedangkan di wilayah prefektuur seperti Batavia, Semarang, dan Surabaya diberlakukan hukum Eropa.
2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu, termasuk terhadap bangsa Eropa sekalipun. Akan tetapi, Daendels sendiri malah melakukan korupsi besar-besaran dalam penjualan tanah kepada swasta.

III.) Bidang Militer dan Pertahanan

Peta jalur Anyer-Panarukan yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Rakyat melakukan pembuatan jalan ini dengan kerja paksa atau roti, ehh... Rodi!

Dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels mengambil langkah-langkah berikut ini.
1. Membangun jalan antara Anyer-Panarukan, baik sebagai lalu lintas pertahanan maupun perekonomian.
2. Menambah jumlah pasukan dalam angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
3. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal itu dilakukan karena beliau tidak dapat mengharapkan lagi bantuan dari Eropa akibat blokade Inggris di lautan.
4. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

IV.) Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.
2. Mengeluarkan uang kertas.
3. Memperbaiki gaji pegawai.
4. Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
5. Mengadakan monopoli perdagangan beras.
6. Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).

V.) Bidang Sosial

1. Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
2. Perbudakkan dibiarkan berkembang.
3. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
4. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

B. Kebijakan-Kebijakan Raffles  :

I.) Bidang Birokrasi dan Pemerintahan

Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan adalah:

  1. Membagi Pulau Jawa menjadi 18 keresidenan (sistem keresidenan ini berlangsung sampai tahun 1964)
  2. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat
  3. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh secara turun-temurun
  4. Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan

II.) Bidang Ekonomi dan Keuangan

Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent) yang berdasarkan anggapan pemerintah kolonial. Pemungutan pajak secara perorangan.

III.) Bidang Hukum

Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Karena Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum pada masa Raffles sebagai berikut:

  1. Court of Justice
  2. , terdapat pada setiap residen
  3. Court of Request, terdapat pada setiap divisi
  4. Police of Magistrate

IV.) Bidang Sosial

Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Peniadaan pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.

V.) Bidang Ilmu Pengetahuan

Ditulisnya buku berjudul History of Java di London pada tahun 1817 dan dibagi dua jilid

  1. Ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago di Eidenburg pada tahun 1820 dan dibagi tiga jilid
  2. Raffles juga aktif mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
  3. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi
  4. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
  5. Memindahkan Prasasti Airlangga ke Calcutta, India sehingga diberi nama Prasasti Calcutta
Dari kebijakan ini, salah satu pembaruan kecil yang diperkenalkannya di wilayah kolonial Belanda adalah mengubah sistem mengemudi dari sebelah kanan ke sebelah kiri, yang berlaku hingga saat ini.

C. Kebijakan- kebijakan VOC :


I.) menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdangan.
II.) melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
III.) Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal. 
IV.) Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah belanda, seperti :
  1. - hak monopoli 
  2. - hak untuk membuat uang
  3. - hak nutuk mendirikan benteng
  4. - hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan 
  5. - hak untuk tentara. 
V.)  membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon, dipindah ke Jayakarta ( Batavia ).
VI.) Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
VII.) Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan



Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Stamford_Bingley_Raffles
http://indonesian-persons.blogspot.com/2013/04/masa-pemerintahan-herman-willem-daendels.html

Minggu, 19 Oktober 2014

Wonogiri

Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Secara geografis Wonogiri berlokasi di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Wonogiri, selain terkenal dengan baksonya juga terkenal dengan waduk gajah mungkurnya. Waduk Gajah Mungkur  adalah sebuah  waduk  yang terletak 3 km di selatan Kota kabupaten WonogiriProvinsi Jawa Tengah, tepatnya di Desa Sendang. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai  Bengawan Solo. Mulai dibangun pada akhir tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978. Waduk dengan wilayah seluas kurang lebih 8.800 ha di 7 kecamatan ini bisa mengairi sawah seluas 23.600 ha di daerah SukoharjoKlatenKaranganyar dan Sragen. Selain untuk memasok air minum, Kota Wonogiri juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt.
Kenapa namanya harus gajah mugkur? Tidak ada sumber yang valid dalam menyebutkan asal usul waduk ini, namun beberapa orang menyebutnya Waduk Gajah Mungkur karena ia akan terlihat seperti gajah apabila dilihat dari atas seperti yang tertera pada gambar di samping.
Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah. Di sini tersedia kapal boat untuk mengelilingi perairan, juga sebagai tempat memancing. Selain itu dapat pula menikmati olah raga layang gantung (Gantole), taman satwa, kolam renang, mainan anak-anak, jetsky, perahu sepeda air, rumah makan terapung (karamba), tempat ibadah, toilet, tempat Parkir, dan kereta kelinci. Sungguh tempat yang indah untuk rekreasi bersama keluarga, bukan? Maka dari itu, apabila sudah masuk waktu liburan, terutama libur Hari Raya Lebaran, jalanan akan sangat dipadati oleh kendaraan. Ditambah lagi dengan sempitnya jalan (karena memang letaknya berada di sebuah gunung) membuat kemacetan semakin parah.
Namun, apabila kita tidak ingin masuk ke sana, kita masih dapat menikmati pemandangannya dengan mengunjungi salah satu dari banyaknya tempat makan yang berjajar di sepanjang jalan. Kebanyakan dari mereka menjual makanan hasil laut atau hidangan yang berasal dari ayam. Di sepanjang perjalanan di sekitar waduk juga akan banyak dijumpai wader goreng. Wader goreng adalah menu yang paling difavoritkan oleh para pengunjung. Wader adalah jenis ikan air tawar suku Cyprinidae berukutan sekitar sebesar jari kelingking. Ikan ini hidup secara bergerombol di sungai, kolam, ataupun perairan yang jernih. Penjualan ikan ini sangat menjamur di pinggir jalan, maka dari apabila ingin membeli, harus diperhatikan juga ya kebersihannya.
Selain wader goreng, makanan khas Wonogiri lainnya adalah sayur Lombok, berbahan dasar cabai hijau ditambah dengan tempe dan petai dalam balutan kuah santan. Ada juga pindang hijau, Pindang ini dibuat dari adonan tepung gaplek yang diberi kikil kambing dan jeroan, kemudian dibungkus dengan daun jati. Selanjutnya nasi tiwul, terbuat dari tepung gaplek, yaitu singkong yang dikeringkan terus ditumbuk. Rasanya manis khas singkong, warnanya kecoklatan.  Sebagai pelengkap nasi tiwul, urap, ikan asin dan sambal cabuk terasa pas.

Sumber:

Minggu, 12 Oktober 2014

Kakak-adik absen


Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan MAN Insan Cendekia Serpong. Salah satu sekolah terbaik di Indonesia ini memiliki beberapa ciri khas yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah lain. Misalnya budaya kakak-adik absen. Setiap siswa di MAN ICS memiliki kakak-adik absen. Apa itu kakak-adik absen? Orang yang akan menjadi kakak atau adik absen kita adalah mereka yang memiliki nomor urut absen yang sama dengan kita saat kita masih berada di kelas X. jika ada yang masih bingung, silakan dilihat tabel berikut ini.

1
Ainun (X)
Mirza  (XI)
Dharmo (XII)
2
Farah  (X)
Uun     (XI)
Faza        (XII)

Menurut tabel di atas, kakak absen Ainun untuk kelas XI adalah Mirza dan untuk kelas XII adalah Dharmo. Dan kakak absen Farah untuk kelas XI adalah Uun dan untuk kelas XII adalah Faza. Jadi, budaya kakak-adik absen ini akan terus ada selama IC masih  terus merekrut siswa-siswa barunya. Lalu, kenapa kalau ada kakak-adik absen? Apa yang menjadikannya berbeda dengan sekolah lain? Jelas berbeda. Tidak seperti sekolah lain yang sering  terjadi perselisihan antar angkatan, Insan Cendekia berusaha untuk menyatukan ketiga angkatan tersebut dalam satu wadah. Salah satu caranya adalah dengan adanya kakak-adik absen ini.

Memangnya apa yang dilakukan kakak dan adik absen itu sehingga bisa menyatukan angkatan-angkatan tersebut? Inilah yang mereka lakukan,
  1.  Dari hal-hal yang paling sederhana, apabila kakak atau adik absennya ada yang berulang tahun, maka mereka akan saling memberikan hadiah. Tidak jarang ada adik absen yang bertanya kepada teman-teman kakak absennya tentang apa yang dia sukai, entah itu tentang warna kesukaannya, hobinya, dan lain-lain. Hal itu juga berlaku apabila terjadi sebaliknya.
  2.  Memberikan ucapan semangat untuk  sesama. Misalnya kakak absen yang sekarang berada di kelas XII akan menghadapi ujian akhir madrasah, maka adik absennya yang berada di kelas XI dan X akan memberikan ucapan semangat kepada kakaknya, entah itu dengan kartu ucapan atau diselipi dengan hadiah kecil. Hal-hal yang telah disebutkan di nomor 1 dan 2 memang tidak dilakukan oleh semua kakak-adik absen, namun mayoritas dari mereka melakukannya, khususnya perempuan. 
  3. Adanya Titan. Apa itu Titan? Titan adalah singkatan dari Tiga Angkatan. Titan merupakan suatu acara yang diadakan oleh kelas X untuk kelas XI dan XII. Biasanya berlangsung selama 3-4 jam. Apa saja kegiatannya? Biasanya ada permainan, menonton video, sharing  antara kakak dan adik absen, tuker kado, dan makan-makan.
  4. Foto Diaz dan Kak Labib bermain game
  5. Yang terakhir adalah suatu acara besar yang diadakan oleh siswa kelas X untuk kelas XII. Yang membedakannya dengan Titan adalah acara ini dipersembahkan khusus untuk kelas XII. Meskipun hanya untuk kelas XII, acara ini tidak mengurangi rasa simpati siswa-siswa kelas XI. Selain itu acara ini diadakan oleh satu angkatan, yaitu seluruh siswa-siswa kelas X, kalau Titan diadakan oleh salah satu kelas saja dari kelas X, misalnya siswa-siswa dari kelas X-1 mengadakan acara Titan, maka kakak-kakak yang datang adalah mereka yang dulunya berasal dari kelas X-1. Acara ini sifatnya lebih besar daripada Titan. Selain acara yang diadakan dalam Titan, acara ini juga diisi dengan penampilan-penampilan persembahan dari siswa-siswa kelas X, seperti band, drama, pembacaan puisi, dan lain-lain.


Hal-hal yang telah disebutkan di atas masih jadi belum mencangkup semua hal yang berkaitan dengan budaya kakak-adik absen di sini. Ada lho, kakak alumni yang baru saja lulus dari IC sengaja kembali ke Insan Cendekia karena merasa masih mempunyai hutang karena belum memberikan hadiah kepada adik-adik absennya. Subhanallah... 

Perselisihan antar angkatan tidak dapat dipungkiri memang benar adanya. Namun, setiap siswa selalu berusaha untuk menghindari hal tersebut. Karena kita semua mengetahui bahwa perselisihan antar angkatan tidak ada gunanya, justru sangat merugikan. Ditambah lagi dengan banyaknya acara yang harus diadakan dan melibatkan setidaknya dua angkatan untuk menyukseskannya. Tidak terbayang bagaimana jadinya apabila di antara dua angkatan itu terdapat perselisihan.

Hal-hal yang telah disebutkan diatas masih ada hingga sekarang. Walaupun sering terjadi hambatan seperti penambahan jumlah kelas sehingga terjadi perubahan dalam susunan nomor urut absen ataupun kesulitan dalam meminjam tempat untuk mengadakan acara, adanya kakak-adik absen ini tetap terus diusahakan keberadaannya karena mereka tidak ingin kehilangan momen-momen indah yang disebabkan oleh adanya rantai persaudaraan yang tak kasat mata ini.